
Desa Tanjung Berulak mempunyai tugu yang menjadi salah satu ciri khas dari desanya yaitu tugu Oguong (gong). Mahasiswa Universitas Lancang Kuning Melalui wawancara masyarakat desa Tanjung Berulak Mengumpulkan Toponimi Tugu Oguong (gong) pada tanggal 14 April 2025.
Dahulu didesa Tanjung Berulak ini banyak yang memainkan alat musik Oguong dan Calempong. Sampai sekarang masyarakat desa Tanjung Berulak masih memainkan alat musik tersebut. Namun terkendala karena tidak tersedianya alat musik tersebut. Mahasiswa Universitas Lancang Kuning yaitu Nurulhuda Abdillah, Indah Lara, Debby Muliani, Ainun Putri, Dan Hana Syafrida telah mewawancarai salah satu masyarakat desa Tanjung Berulak Bernama Datuk Masri. Beliau mengatakan memang dahulu desa Tanjung Berulak banyak yang bisa bermain Calempong dan Oguong. Oguong nama bahasa kampung nya, kurang lebih 15 tahun berdirinya Tugu Oguong didirikan oleh Masri. Ketika datuok datuok (nenek moyang) sudah meninggal maka diteruskan oleh generasi muda untuk merawat serta menjaga tradisi Calempong.
Walaupun Tugu Oguong baru didirikan 15 tahun akan tetapi tradisi bermain Oguong ini sudah lama dikenal. Zaman dahulu pada saat balimau kasai ada perahu hias ada yang berbentuk kapal dan ada juga yang berbentuk mesjid. Alat musik Oguong wajib ada di dalam perahu hias itu dan di wilayah dekat Tanjung Berulak ada sebuah pulau tempat start-nya perahu hias. Dari sana dimulai sambil memainkan alat musik Oguong (gong).
Kami para datuok (nenek moyang) memikirkan bagaimana cara melestarikannya. Datuok Edi sebagai sponsor utama pembuatan Tugu Oguong (gong) dan kami akhirnya membuat secara bergotong royong bersama warga, saya sebagai kepala tukangnya (sekaligus yang memberikan saran pembuatan Tugu Oguong (gong) ucap datuk Masri.
Oguong (gong) dan Calempong merupakan tradisi untuk menyambut bulan Suci Ramadhan yang dilakukan seminggu sebelum lebaran selama 7 hari dilakukan setiap tahun. Tempatnya di balai balai atau pendopo. Makna tersirat dari Tugu Oguong (gong) ini adalah untuk mengenang tradisi supaya tidak tenggelam dengan tradisi modren. Kendala dalam tradisi ini salah satunya keterbatasan alat musik yang menghambat generasi untuk belajar alat musik ini. Diharapkan kedepannya masyarakat desa Tanjung Berulak untuk bergotong royong mengumpulkan dana membeli alat musik Oguong (gong) dengan harapan masyarakat menerima dan ikut membantu demi melestarikan alat musik.
Narasumber : Datuok Masri
Umur : 66 Tahun
.jpeg)
