You must have JavaScript enabled in order to use this theme. Please enable JavaScript and then reload this page in order to continue.
Loading...
Logo Desa Tanjung Berulak
Desa Tanjung Berulak

Kec. Kampar, Kab. Kampar, Provinsi Riau

Toponimi Nama Mesjid Jami'

Universitas Lancang Kuning 15 April 2025 Dibaca 42 Kali
Toponimi Nama Mesjid Jami'

Pada tanggal 13 April 2025 Mahasiswa Universitas Lancang Kuning yang bernama Selvia, Nurbuat Iba Wahyuna, Nurulhuda Abdillah, Airin Trimulyani dan Aufa Radiya mejalankan program kerja ke-2 dari bina desa Tanjung Berulak yaitu tentang toponimi nama mesjid jami' mereka mewawancarai Beberapa warga desa Tanjung Berulak Yang memiliki Ilmu tentang sejarah.

Pasar Kenegerian Airtiris berada di Desa Tanjung Berulak yang saat ini bernama Dusun I Pasar Usang. Dahulu, pasar ini sangat ramai dengan para pedagang dan pembeli dari berbagai penjuru negeri (desa).Namun, saat itu pasar belum memiliki masjid ataupun mushallah untuk beribadah. Ada datuok yang bernama Ongku Mudo Sangkal, asalnya Tapanuli selatan.  Jadi masyarakat disini pergi ke pasar dan beliau melihat orang-orang penganut agama Islam tidak memiliki tempat ibadah.  Datuk Ongku Mudo Sangkal yang membawa mufakat musyawarah membuat masjid, jadi di situlah dikumpulkan seluruh masyarakat untuk mencari titik pembangunan masjid ujar datuok Amiruddin Khatib (pejaga Masjid Jami’). Datuk Ongku Mudo Sangkal melihat contoh masjid Demak bukan dengan cara pergi kesana melainkan dengan cara menutup mata dan memfokuskan diri.
Orang dulu tidak sama dengan orang sekarang, kalau sekarang orang melihat dengan gambar yang berbeda di sosial media sedangkan orang zaman dulu tidak. Sedikit bedanya Masjid Jami’ dan Demak. Perbedaan nya hanya tingkatannya saja. Kalau masjid Demak 2 tingkatan atap nya sedangkan masjid Jami’ 3 tingkat atapnya dan ada motif (motif adat).
Setelah Datuk Ongku Mudo Sangkal melihat gambarnya, masyarakat bergotong royong dan inilah masjid tertua di Kampar tanpa paku satu pun, tanpa biaya 1 sen pun. Nama pendirinya adalah Datuk Ongku Mudo Sangkal dan arsiteknya H Burhanuddin. Dibelakang itu ada lagi nama kepala tukangnya. Masjid ini didirikan pada hari Jumat lebih tepatnya setelah sholat Jum’at .
Jadi setelah itu masyarakat masing-masing bergotong royong mencari kayu dihutan untuk tiang masjid. Setelah kayu itu dibawakan ke lokasi pembangunan masjid. Ada momen aneh yaitu ketika beberapa kayu dihutan ketika dihampiri oleh orang-orang, tiba-tiba saja kayu itu menghilang. Setelah itu orang-orang pergi dan mengadu kepada Datuk Ongku Mudo Sangkal dan dia menceritakan bahwa kayu itu ada, setelah kami mendekat kayu itu menghilang.
Menurut agama kalau ada yang ganjil dibaca Alhamdulillah/subhanallah, 3 hari setelah itu masyarakat kembali lagi di lokasi kayu itu dan dimana kayu itu ada ditempatnya dan tunjuklah satu pemuda dan disuruh azan, setelah selesai adzan dan berdoa timbullah kayu nya kembali. Semua sudah ada dan ada 2 tiang yang memiliki sejarah nya. Itulah sejarah tentang tiang pertama. Sedangkan tiang kedua, sebelum masjid dibangun induknya dulu yang didirikan, panjang tiang nya 26 Meter, waktu mencelo itu sudah 4 kali renovasi tiang tersebut tidak bisa bergerak. Sesudah coba mengangkat,menggerakkan tiang itu tetap juga tidak bisa setelah diteliti dan melihat sekeliling masjid ternyata ada orang Belanda di sekitar masjid, kalau dipaksa untuk mengangkat tiang tersebut akan beresiko dan mereka berkata alangkah baiknya orang Belanda itu menjauh.
Di masjid Jami’ juga terdapat tulisan timbul balik yang berasal dari Singapura, Brunei dan Malaysia bersatu jadi orang pertama bolak balik tiap hari, sebelum mengerjakan tulisan timbul balik ini semua pekerja harus berwudhu dulu karna dalam mengerjakan semua nya harus dalam keadaan suci. Motif yang di mesjid Jami’ memiliki makna, motif daun manggis kalau dari luar terlihat seperti limo, maknanya ucapan harus sesuai hati. Motif rebung maknanya pertumbuhan agama. .

Orang yang mencetus nama masjid jami’ adalah ulama yang artinya punya muslim. Menurut Bapak Indra Zunaidi nama masjid jami’ itu berasal dari kata bersama dan besar. Seluruh kenegerian yang memiliki desa pasti memiliki satu masjid yang besar sehingga dinamakan masjid jami’ yang pastinya masjid itu terletak dekat sungai. Itu sudah menjadi ciri khas masyarakat kampar.

 Ketika masjid mau didirikan harus memotong kerbau jadi salah satu kepala kerbau itu hilang. Masjid ini didirikan 4 dusun ini mencari batu dulu, pada saat itu mencari batu itu sangatlah mudah dan ada satu batu yang mirip dengan kepala kerbau saat batu itu dipasang batu itu selalu suka berlari atau berpindah tempat semua orang melihatnya terheran dan penasaran saat batu itu berpindah. Orang berprasangka bahwa itu kuasa Allah SWT, dari sana juga mereka merasa khasiat dari batu tersebut. Saat ada orang yang sakit, mereka berobat menggunakan batu tersebut dan berikhtiar untuk sembuh.

Narasumber 1  : Datuok Amiruddin Khatib

Pekerjaan         : Gharim sekaligus pemandu Mesjid Jami’

 

Narasumber 2    : Indra Zunaidi

Pekerjaan           : Penjahit

 

Beri Komentar
Komentar baru terbit setelah disetujui oleh admin
CAPTCHA Image

APBDes 2023 Pelaksanaan

Pendapatan
Rp 1.652.557.202,00 Rp 1.652.557.202,00
100%
Belanja
Rp 1.653.834.318,00 Rp 1.653.834.318,00
100%

APBDes 2023 Pendapatan

Dana Desa
Rp 831.335.000,00 Rp 831.335.000,00
100%
Bagi Hasil Pajak Dan Retribusi
Rp 44.841.000,00 Rp 44.841.000,00
100%
Alokasi Dana Desa
Rp 604.381.202,00 Rp 604.381.202,00
100%
Bantuan Keuangan Provinsi
Rp 172.000.000,00 Rp 172.000.000,00
100%

APBDes 2023 Pembelanjaan

Bidang Penyelenggaran Pemerintahan Desa
Rp 592.465.910,00 Rp 592.465.910,00
100%
Bidang Pelaksanaan Pembangunan Desa
Rp 626.521.600,00 Rp 626.521.600,00
100%
Bidang Penanggulangan Bencana, Darurat Dan Mendesak Desa
Rp 204.400.000,00 Rp 204.400.000,00
100%
Rp 230.446.808,00 Rp 230.446.808,00
100%